Kamis, 24 November 2011

BAHAN DISKUSI ONLINE EKTUM KELAS IIIC

Saudara mahasiswa, selamat berjumpa kembali dalam diskusi online mata kuliah ekologi tumbuhan. Sesuai dengan kesepakatan kita dikelas sebelumnya, diskusi ini akan kita mulai dari pukul 19.00 (tgl 24 november 2011) sampai pukul 19.00 (tgl 25 november). Lakukan diskusi secara jujur dan bertanggung jawab, mengedepankan aspek karakter.
Adapun materi diskusi adalah sebagai berikut:






"Penggunaan pestisida khususnya untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman di persemaian dan tanaman muda saat ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya pestisida sintetis/kimia memang memberikan keuntungan secara ekonomis, namun memberikan keuntungan secara ekonomis, namun memberikan kerugian diantaranya :
-Residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara
-Penggunaan terus- menerus akan mengakibatkan efek resistensi dan ressistensi berbagai jenis hama
Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis hama dan 72 % agen pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan pengganti pestisida yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif pilihannya adalah penggunaan pestisida hayati tumbuhan."

Pertanyaannya adalah apakah hal itu mungkin untuk dilakukan? Bagaimana menurut Anda? Silahkan kaji dari sudut pandang ekologi tumbuhan yang telah Anda pelajari.

Selamat berdiskusi, semoga sukses.

26 komentar:

  1. Menurut saya, tentu saja sangat bisa dilakukan. Maksudnya alternatif pestisida hayati tersebut dapat saja dibuat dengan melakukan beberapa penelitian bahan-bahan organiknya terlebih dulu, bahan hayati apa yang pas untuk pengganti pestisida kimia itu, namun, sebenarnya ada masalah mendasar dalam pen-sosialisasian Penggunaan pestisida hayati tersebut, hal ini dkarenakan, masyarakat sudah terpatri pada penggunaan bahan kimia yang cepat dan efektif membunuh hama, mereka tidak memikirkan efek jangka panjangnya dalam penggunaan bahan kimia tersebut....perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut dalam penggunaan pestisida hayati tumbuhan ini.^_^

    BalasHapus
  2. saya sangat setuju dengan alternatif penggunaan pestisida hayati tumbuhan.
    dapat kita ambil contoh.fakta mengatakan di kota batu, skrg petani apel,sayuran, tanaman hias dll sudah tidak seperti dulu lagi, artinya tanah tidak sesubur dulu, induk dan bibit apel jg tidak seberkwalitas, setelah di usut-usut pestisida yg terlalu di paksakan penyebabnya, sehingga unsur hara tanah menurun, dan pada sayuran terjadi penurunan kandungan mineral yang di karenakan perubahan dalam tehnik pertanian(penambahan pestisida).jadi dengan penggunaan pestisida hayati tumbuhan yang ramah lingkungan tersebut menurut saya dapat menghindarkan relaita yang terjadi pada petani apel, sayuran dikota batu, itu menurut pandangan makro. sedangkan menurut pandangan mikro adalah bagi petani atau pengkonsumsi apel tersebut bisa hidup sehat tanpa kekurangan mineral yang terkandung dalam apel atau sayuran di kota batu.

    BalasHapus
  3. Menurut saya, saya juga sependapat dengan saudara Qorry Aulya karena penggunaan pestisida lebih merugikan pada tanaman dan kandungan pada tanaman pun menjadi berkurang bahkan kadang tidak aman untuk dikonsumsi manusia, sehingga perlu alternatif salah satunya dengan pestisida hayati tumbuhan yang lebih ramah lingkungan dan lebih aman dikonsumsi, walaupun nantinya waktu yang diperlukan lebih lama atau panjang dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. Kesulitannya pada masyarakat atau para petani, masyarakat selalu saja condong pada sesuatu yang praktis dan cepat. Mereka hanya memprioritaskan hasil yang unggul saja tanpa memperhatikan beberapa efek dari pestisida yang telah digunakan. Mungkin saja hasil panen yang diperoleh malah lebih buruk secara kwalitasnya. sehinnga perlu sosialisasi lebih lanjut pada masyarakat. Terima kasih... ^^

    BalasHapus
  4. saya sangat setuju dengan pendapat sodari qorry, fatih serta hany bahwa penggunaan pestisida hayati tumbuhan sangatlah mungkin untuk dilakukan. meskipun waktu yang diperlukan untuk memberantas hama akan lebih lama. tapi penggunaan pestisida hayati tumbuhan akan lebih baik dibandingkan jika menggunakan pestisida kimia karena Residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara. residu yang tertinggal di udara itupun akan berdampak buruk ketika terhirup oleh manusia yang akan menyebabkan terganggunya kesehatan.
    oleh karena itu sosialisasi tentang pengunaan pestisida hayati tumbuhan sangat perlu dilakukan agar para masyarakat khususnya para petani dapat mengerti akan keuntungan bila menggunakan pestisida hayati tumbuhan akan lebih menguntungkan dan tidak berbahaya..
    terimakasih :)

    BalasHapus
  5. sama seperti teman-teman yg lain. pestisida juga sangat buruk pengaruhnya baik itu bagi tanamannya sendiri maupun lahan yg dpergunakan dalam proses penanaman. sebab pestisida mengandung senyawa-senyawa yang dapat membahayakan bagi manusia serta dapat merusak ekosistem. alternatif penggantian pestisida dengan bahan lain yg lebih ramah lingkungan perlu untuk dipertimbangkan. bahkan mungkin perlu untuk dilakukan penelitian, agar ide-ide untuk membuat alternatif lain pestisida tidak hanya jadi angan-angan saja. bila saja penggunaan pestisida dalam menanggulangi hama pada tanaman terus berlanjut, dikhawatirkan semakin merusak ekosistem di sekitarnya. bila ekosistem kita rusak, maka generasi berikutnnya tidak dapat menikmati lingkungan yang masih asri seperti ini. pengaruh buruk dari penggunaan pestisida sebanarnya bisa diminimalisir dengan mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan. tapi kebanyakan petani kita kurang memperhatikan hal ini. mereka menganggap semakin banyak pestisida yg digunakan maka semakin untung mereka, padahal hal ini tidaklah benar. alternatif pestisida yg ramah lingkungan mungkin bisa dengan menggunakan ide dari saudara tina tadi saat di kelas. dengan memanfaatkan tumbuhan yg memiliki senyawa alelopat, dengan memanfaatkan ekstrak dari tumbuhan tersebut. hal ini mungkin bisa membantu dalam pengendalian hama. danke... ^.^

    BalasHapus
  6. Menurut pendapat saya, saya setuju dengan adanya sosialisasi terhadap masyarakat untuk melekukan pengurangan terhadap penggunaan pestisida kimia dan menggantinya dengan pestisida hayati yang lebih ramah lingkungan. Dimana pestisida kimia yang banyak digunakan para petani secara berlebihan terhadap tanamannya,tanpa meninjau dari sisi kesehatan para konsumen akan menimbulkan penyakit bagi konsumen, dan dapat merusak kondisi tanah. Memang benar dengan adanya pestisida akan mengurangi jumlah hama dan memberikan hasil baik, serta keuntungan secara ekonomis, tapi perlu diketahui juga pemilihan pestisida hayati yang ramah lingkungan dan tidak merusak kualitas tanaman juga dapat memberikan keuntungan yang tidak sedikit. Misalnya harga sayuran organik yang harganya lebih mahal dibandingkan harga sayuran biasa.. itu pendapat dari saya..Terimakasih..

    BalasHapus
  7. saya setuju, dengan diadakannya penggantian dari pestisida kimia ke pestisida hayati. Karena dengan pestisida hayati akan tetap menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan menggunakan pestisida hayati, diharapkan lebih mengurangi adanya polusi, pencemaran, dan eutrofikasi. Eutrofikasi sendiri adalah keadaan dimana terjadi booming alga atau tanaman penggangguakibat adanya limbah fosfat PO3- sebagai limbah dari penggunaan pestisida di perairan, khususnya disini adalah air sawah yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan padi yaitu sebagai sumber pelarut mineral dari dalam tanah, apabila penggunaan pestisida kimia ini terus dilakukan akan mengakibatkan kematian pada tanaman padi. sehinnga penghasilan petani akan menurun, selain itu juga berdampak buruk bagi kesehatan. Dengan penggantian pestisida hayati ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dankuantitas panen padi. juga mahkluk hidup yang ada di lahan pertanian tetap lestari serta ekosistem terjaga keseimbangannya.

    BalasHapus
  8. hal itu sangat mungkin dilakukan, bahkan sudah teruji.
    dalam hal ekologi kita harus bisa memanfaatkan dari kajian ilmu ekologi itu sendiri, kita akan tahu penyebab apa saja gulma dari tanaman yang akan kita tanam itu sendiri. salah satu langkah yaitu menggunakan tanaman oraganik, pada tanaman organik itu bukan tanaman yang tidak menggunakan penanggulang hama seperti pestisida dan pupuk kimia akan tetapi menggunakan pupuk dan penanggulangan hama dalam bentuk organik, contohnya pupuk organik dan pestisida organik. yaitu dengan pemanfaatan mikroba dan pemanfaatan pupuk hayati dari bahan-bahan limbah seperti daun-daun kering, air kelapa,sabut kelapa dan macam-macam limbah organik lainnya bisa digunakan sebagai pupuk.
    hasil dari diskusi dengan guru besar pertanian Pro.Dr. Indah Prihartini M,Pd. dan beberapa guru besar dan beberapa dozen lain dalam seminar penyuluhan tanaman organik di UMM yang dilakukan juga praktik langsung di Arboretum Kampoeng Djawa bisa menggunakan produk BIOFARM, yaitu dengan menggunakan pupuk cair hasil dari pemanfaatan mikroorganisme dan berbagai macam campuran bahan organik atau pupuk hayati.Ternyata hasil dengan memanfaatkan pupuk organik dan pestisida hayati hasil panen lebih baik dan dapat mengontrol gulma tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida. karena mikroba dan pupuk hayati dapat mengembalikan kesuburan tanah dan menguraikan residu-residu kimia yang ada di dalam tanah. sehinggga hasil pertanian bisa lebih baik

    BalasHapus
  9. Saya setuju dengan dengan adanya sosialisasi pestisida hayati, karena pestisida hayati dapat mengurangi unsur kimiawi terhadap tanaman. disamping itu bahan campuran dari pestisida hayati lebih ramah lingkungan dan aman bagi tanaman khusunya tanaman pertanian.Tetapi pada umumnya banyak petani yang sudah mempercayakan menggunkan pestisida dari bahan kimia yang lebih praktis dan mudah didapatkan, sedangkan pestisida hayati terkesan lebih rumit dalam pembuatannya tetapi berefek baik pada hasil panen tersebut. Sosialisasi perlu terus dilakukan demi terwujudnya hasil panen yang memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi.

    BalasHapus
  10. saya setuju dengan pendapat teman-teman, bahwasanya dengan menggunakan pestisida hayati dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti pupuk organik. tentunya masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang adanya pestisida hayati, dan hanya mengambil mudahnya saja dengan menggunakan pupuk organik. padahal pupuk organik ini dalam jangka panjang mempunyai efek yang banyak.
    di daerah saya < banyuwangi, genteng tepatnya > sebagian petani sudah menggunakan peptisida hayati,dengan menggunakan sari pati dari tanaman gadung yang mengandung zat kimia beracun. dan ini sudah terbukti, sari pati tanaman gadung ini bisa dijadikan alternatif pupuk organik. saya pernah melihat sendiri bagaimana proses pembuatan peptisida hayati dari tanaman gadung ini dari orang tua saya yang termasuk seorang petani.

    BalasHapus
  11. Menurut pendapat saya, saya setuju dengan pendapat teman-teman di atas yang menyatakan di perlukan adanya sosialisasi terhadap terhadap masyarakat dalam penggunaan pestisida kimia, lalu mengganti dengan pestisida ramah lingkungan. karena masih banyak petani yang tidak sesuai dengan aturan dalam penggunaan pestisida sehingga menimbulkan dampak negatif, selain itu permasalahan penggunaan pestisida tertumpu pada pada dua hal yaitu kuantitas jumlah petani yang sangat besar dan secara kualitas kurang memadai karena faktor pendidikan yang umumnya rendah sehingga tidak jarang petani tidak membaca petunjuk pengunaan pestisida. Selain itu kurang disosialisasikan penggunaan pestisida yang benar, sehingga tingkat kesadaran masyarakat terhadap dampak pestisida masih sangat rendah. Sehingga di butuhkan pestisida ramah lingkungan dengan melalui sosialisasi masyarakat, agar penggunaan pestisida dapat membawa hasil panen yang baik serta tanamannya terhindar dari hama.

    BalasHapus
  12. dari diskusi di atas dan pendapat teman-teman, saya juga sependapat dengan penggunaan pestisida hayati sebagai pestisida yang ramah lingkungan dan sangat perlu untuk dilakukan, juga pestisida hayati mudah dibuat dengan biaya yang tejangkau.contohnya saja pestisida hayati dari kunyit dan sereh yang saya baca di sebuah artikel pestisida organik mempunyai racun yang dapat mempengaruhi sistem syaraf dan respirasi hama dan penghambat sistem reproduksinya sehingga dapa menghambat perkembagan hama tersebut.selain itu dampak residu pestisida hayati sangat minim sekali.
    untuk mewujudkannya hanya bisa dengan adanya sosialisasi para petani, masyarakat dan birokrasi pemerintahan untuk menggalakkan pemakaian pestisida hayati.

    BalasHapus
  13. Saya setuju dengan pendapat teman - teman diatas. Dengan adanya produk peptisida hayati sebagai alternatif pengganti peptisida kimia itu dapat mengurangi penggunaan peptisida kimia, karena selama ini telah diketahui banyak masyarakat khususnya petani di pedesaan yang masih menggunakan peptisida kimia, mereka semua tidak berfikir betapa berbahayanya dampak penggunaan dari peptisida kimia tersebut, baik bagi kesehatan maupun bagi kelestarian lingkungan. Kebiasaan masyarakat selama ini, mereka selalu condong pada sesuatu yang praktis dan cepat. Mereka juga hanya memprioritaskan hasil yang unggul saja tanpa memperhatikan beberapa efek dari pestisida yang telah digunakan. Selain itu minimnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang bagaimana menciptakan hasil panen yang unggul dengan menggunakan peptisida hayati yang ramah lingkungan.
    Oleh karena itu, perlunya diadakan sosialisasi langsung ke masyarakat khususnya dipedesaan tentang bagaimana menghasilkan tanaman atau hasil panen yang unggu, tetapi tidak berdampak negatif terhadap kesehatan kita serta kelestarian lingkungan.

    BalasHapus
  14. saya setuju dengan pendapat teman-teman,dengan adanya pestisida organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pestisida dari bahan kimia. Selain itu dari segi kesehatan jaga tidak memiliki dampak negatif yang bisa menimbulkan penyakit. Selama ini masyarakat lebih memilih pestisida kimia karena lebih praktis dan hasilnya baik tetapi banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Sampah-sampah organik bisa saja dimanfaatkan sebagai pestisida organik, jadi selain mengurangi dampak terhadap pencemaran lingkungan pestisida organik lebih ekonomis karena bisa dibuat sendiri.

    BalasHapus
  15. Saya sangat setuju dengan penggunaan pestisida hayati seperti yang dikemukakan oleh dosen kita bapak husamah dan teman-teman bio 3C diatas, karea menurut saya penggunaan pestisida hayati jauh lebih aman dan alami dalam membunuh hama pada tanaman padi semisal,seperti yang dicontohkan saudari indah dengan peggunaan pestisida dari sari pati gadung. Pestisida ini lebih baik da aman dari pada pestisida kimia yang banyak menimbulkan dampak negatifnya,dilihat dari praktis dan cepatnya mungkin pestisida kimia lebih cepat dalam membunuh hama tetapi kita bisa menggunakan perbandingan sesuai dengan kebutuhan untuk mmbunuh hama tersebt,apabila dalam pestisida dalam satu kali pakai bisa membasmi hama maka kita gunakan perbandingan 1:2 yaitu du kali pemakaian pestisida dari sari pati gadum supaya bisa cepat dalam membasmi hama pada tanaman.

    BalasHapus
  16. Dengan adanya pestisida, memang dapat memberikan solusi kepada petani untuk dapat dengan mudah mengurangi atapun membunuh hama yang mengganggu tanaman bagi petani di bidang pertaniannya, tapi adanya pestisida juga tidak baik bagi lingkungan disekitarnya, Kalau menurut saya, apabila diadakan pestisida hayati seperti yang telah di cantumkan di rangkuman permasalahan di atas Saya mendukung sekali dan Setuju dengan hal tersebut, karena dengan adanya pestisida hayati tersebut dampak negatif yang ditimbulan dapat terminimalisir dan membuat lingkungan menjadi sehat tanpa ada residu dari pestida.tetapi masalahnya banyak petani yang disini telah banyak menggunakan pestisida kimia sebagai bahan sehari hari untuk mengusir hama, dan tidak mudah untuk membalikkan kebiasaan petani tersebut untuk erbiasa menggunakan pestisida hayati, harus ada sosialisasi yang rutin dari pemerintah untuk memberikan masukan - masukan para petani tentang dampak negatif dari pestisida kimia tersebut sehingga petani dapat mmengerti tentang bahaya pestisida kimia dan akhirnya dapat membiasakan peggunaan pestisida hayati yang harus diterapkan untuk menjaga dari kerusakan lingkungan kita akibat residu yang di akibatkan pestisida kimia...

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. saya setuju dengan pendaoat teman2 dan tema dari diskusi ini. sudah saatnya kita beralih dari pestisida kimia ke pestisida hayati.karena banyak efek-efek negatif dari pestisida kimia ini.pestisida kimia kurang ramah lingkungan dan banyak meresidu terhadap lingkungan.tapi sebelum kita memulai untuk memikirkan mengganti pestisida kimia dengan pestisida hayati lebih baik kita sosialisasikan terlebih dahulu masalah / efek-efek yang ditimbulkan oleh pestisida kimia.karna para petani kita lebih akrab dengan pestisida kimia.biasanya para petani akan langsung memakai pestisida kimia apabila pertanain mereka diserang oleh hama.nah maka dari ini kita sosialisasikan terlebih dahulu dampak dari pestisida ni,dan kita berikan solusi yaitu dengan mengganti pestisida kimia menjadi pestisida hayati. terimaksih

    BalasHapus
  19. Saya sangat setuju dengan pendapat teman-teman yg ada di atas.
    Karena bila ditinjau lebih jauh, memang pemakaian dari pestisida kimia lebih banyak berdampak negatif bagi lingkungan sendiri ataupun bagi hasil pertanian baik dalam jangka yg panjang ataupun pendek.
    Dengan adanya pemikiran tentang pestisida sebagai alternatif pengganti dari pestisida kimia, diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan karena memang diharapkan dapat lebih ramah lingkungan.
    Selain itu keuntungan dari adanya pestisida hayati adalah lebih bernilai ekonomis bagi petani itu sendiri, dengan begitu petani dapat lebih meminimalisir anggaran biaya untuk pembelian pestisida kimia. Keuntungan lain adalah petani dapat dengan mudah membuatnya sendiri dengan cara memanfaatkan tanaman/tumbuhan yang ada disekitar lingkungannya yg memang bisa didapatkan dengan mudah dan murah. Seperti dengan memanfaatkan jerami, garam, abu dapur, tembakau, biji mahoni, kotoran ayam dll. (Baca: http://himateta.lk.ipb.ac.id/2010/08/ayo-coba-buat-pestisida-alami/ dan http://www.lestarimandiri.org/id/pestisida-organik.html).
    Memang akan lama dalam hal membunuh hama bila dibandingkan dengan pemakaian pestisida kimia, tetapi memang tidak sebanding pula dengan dampak yg akan timbul dengan pemakaian pestisida kimia secara terus-menerus. Tetapi, seperti yg telah diketahui oleh semua, bahwasanya petani lebih suka memilih pestisida kimia yg lebih instan dan dapat bekerja lebih cepat dalam membunuh hama.
    Tetapi dengan adanya edukasi/sosialisasi tentang dampak buruk dari pemakaian pestisida kimia itu sendiri, diharapkan petani dapat lebih menyadari akan dampak pemakaian pestisida kimia. Sosialisasi itu sendiri dapat dilakukan dengan cara penyuluhan di desa-desa dan memberikan contoh yg mudah dalam pembuatan pestisida hayati, yg dapat dengan mudah diikuti oleh para petani. Setelah itu meninjau sejauh mana petani benar-benar menggunakan pestisida hayati dan melihat hasilnya.
    Terimakasih...

    BalasHapus
  20. menurut pendapat saya itu mungkin saja, karena dengan teknologi yang ada saat ini dan pemikiran manusi itu pasti mungkin. serta dengan menggunakan pestisida hayati/alami dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang dapat di sebabkan oleh penggunaan pestisida terus menerus oleh petani saat ini, dan itu merupakan salah satu solusi yang dapat di kembangkan saat ini. Akan tetapi fakta saat ini banyak masyarakat (petani)yang belum sadar bahaya dari pestisida kimia itu sendiri, karena petani memilih harga yang murah tetapi memiliki keuntungan sebesar-besarnya. karena biasanya harga pestisida hayati/alami lebih mahal dari pestisida kimia. serta ada juga cara Pemberantasan hama yang dapat dilakukan yaitu dengan cara PHT (Pengendalian Hama Terpadu). PHT merupakan teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman ramah lingkungan, yang saat ini merupakan bagian penting dalam bidang pertanian di Indonesia. Implementasi PHT yang benar pada dasarnya akan menghindarkan terjadinya kekeliruan dalam pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman, seperti penggunaan pestisida yang sangat toksik, terjadinya residu pestisida yang melebihi BMR (batas maksimum residu) yang berpotensi mencemari lingkungan dan merusak kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, implementasi PHT untuk mencapai kondisi pembangunan pertanian yang berkelanjutan dilakukan dengan memperhatikan korido-koridor berikut: Pemilihan varietas tahan, teknologi pengendalian hama secara hayati, pergiliran varietas antarmusim dan mozaik varietas, perbaikan teknik budidaya, pengendalian hama berdasarkan ambang ekonomi, minimalisasi residu pestisida, serta mengoptimalisasi penggunaan air.

    BalasHapus
  21. saya setuju dengan pendapat yusron ddk...
    karena menggunakan pestisida kimia akan banyak menimbulkan efek-efek negatif dari pestisida kimia ini.pestisida kimia kurang ramah lingkungan dan banyak meresidu terhadap lingkungan.
    contph nyata didesa saya, petani disana banyak menanam pohon tomat, tapi menggunakan pestisida dan ada juga yang tidak menggunakan.
    ada yang membedakan tomat yang menggunakan pestisida dampaknya pada buahnya, yang menggunakan pestisida buahnya itu kelihatan tidak segar, sedangkan pada tomat yang tidak dikasih pestisida buahnya tetap segar.
    untuk menimalisir terjadinya pencemaran, maka kita sebagai mahasiswa melakukan penyuluhan, lalu memberi pengarahan pada petani setempat dengan bantan tokoh masyarakat, kemudian kkita mencari solusinya. saya setuju kalau diadakan pengganti pestisida.
    terimakasih (Mator sakalangkong)

    BalasHapus
  22. Menurut pendapat saya, saya sangat setuju dengan adanya solusi pestisida hayati, karena pestisida hayati merupakan taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja dengan memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami sebagai mengendalikan populasi hama yang merugikan. Penggunanan pestisida hayati bahan dasarnya berasal dari berbagai jenis tanaman yang memiliki kandungan spesifik dalam tingkah laku dan metabolisme organisme pengganggu tanaman dan tidak mencemari lingkungan, relative lebih aman bagi manusia dan hewan ternak. Cara mensolusikan pestisida hayati terlebih dahulu di daerah pedesaan karena kebanyakan area-area persawahan di Indonesia di daerah pedesaan sehingga lebih mudah mengenalkan pestisida hayati yang sangat aman dan dapat menjamin kualitas pertanian.

    BalasHapus
  23. saya setuju dengan pestisida hayati. Karena di dalam dunia pertanian pestisida & pupuk merupakan hal penting demi kelangsungan budidaya dan tercapainya hasil panen yang berkualitas serta bernilai ekonomis, sehingga di berbagai daerah muncul manufer baru secara alami dalam membuat penunjang kelangsungan pertanian, seperti contoh teknologi budidaya padi secara organic dengan dibuatnya pupuk organic dan pestisida organic.

    Pestisida organic sudah banyak dibuat oleh kalangan petani maupun peneliti dengan memperhatikan tiga sifat hama yang rentan terhadap panas, pahit dan pedas, sehingga bahan yang dibuat pun terkadang hanya memperhatikan ketiga sifat itu saja tanpa melihat kerentanan pestisida terhadap tanah.

    Dari beberapa pemikiran, maka dirasa perlu membuat hal baru dalam membuat pestisida. Tidak hanya melihat sifat hama, akan tetapi memperhatikan factor lingkungan juga. Oleh karena itu dibuatlah pestisida yang ramah lingkungan yaitu pestisida hayati dengan campuran urine.

    Kenapa harus Pestisida hayati?. Pestisida hayati adalah bahan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan Hama & Penyakit Tanaman secara alami dan menggunakan bahan yang tersedia di sekitar kita / alam. Jadi jelas alas an pestisida hayati diangkat karena membantu petani dalam merawat dan memberikan perlindungan terhadap tanaman yang lebih murah dibandingkan pestisida kimia namun secara kegunaan sama

    BalasHapus
  24. saya setuju dengan pendapat teman-teman semua. Kita tau selama para petani sering menggunakan pestisida kimia untuk membasmi hama di lahan pertaniannya. Mereka beranggapan bahwa pestisida kimia lebih praktis dan lebih cepat membunuh hama. Sebenarnya dengan pemakaian pestisida kimia secara terus menerus dapat membuat hama tertentu menjadi kebal (bukannya menghilangkan hama, malahan membuat hama bertahan hidup lebih lama),membuat hasil panen menjadi rusak karena residu bahan kimia yang ada pada hasil panen dan residunya itu juga dapat mencemari lingkungan sekitar seperti tanah dan air. setelah dipikir lagi apa sih keuntungan memakai pestisida kimia..?? efek setelah pemakaian pestisida kimia hanya akan menimbulkan masalah bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Nah,dengan adanya kasus seperti ini, kita hendaknya beralih ke teknik pemusnahan hama secara alami. yatu salah satunya dengan penggunaan pestisida nabati.Menurut Novizan (2002) pestisida nabati dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
    1.Pestisida Botani (Botanical Pesticides), yaitu pestisida yang berasal dari
    ekstrak tanaman.ex:tanamannya adalah selasih, mimba, babadotan, kacang
    babi, dan sebagainya.
    2.Pestisida Biologi (Biological Pesticides), yaitu pestisida yang diperoleh
    dari mikroorganisme pengganggu OPT.ex:seperti dari bakteri patogenik,
    virus, dan jamur.(salah satu keuntungannya tidak menimbulkan hama baru)
    3.Pestisida berbahan dasar mineral anorganik yang terdapat pada kulit
    bumi.
    Hal ini tentu lebih menguntungkan bagi petani karena selain bahan-bahan untuk membuatnya mudah dan murah didapat, pestisida ini juga ramah lingkungan.Baca selengkapnya di:http://laboratoriumphpbanyumas.com/isiwebsite/AGENSIA%20HAYATI) /PESTISIDA%20NABATI.pdf).
    saya sependapat dengan saudara Ayu yang mengatakan bahwa "Memang akan lama dalam hal membunuh hama bila dibandingkan dengan pemakaian pestisida kimia, tetapi memang tidak sebanding pula dengan dampak yg akan timbul dengan pemakaian pestisida kimia secara terus-menerus" tetapi menurut jurnal yang saya baca mengatakan bahwa Novizan (2002), mengungkapkan bahwa pestisida hayati
    telah dimanfaatkan oleh para petani di Sumatra Barat untuk pengendalian
    Spodoptera exiqua yang menyerang bawang merah dan mampu menekan
    serangan ulat daun hingga 84 persen.Petani mereka berhasil menerapkannya, mengapa petani kita tidak?? oleh karena itu hendaknya diadakan sosialisasi kepada petani-petani khususnya di daerah Malang dan melihat hasilnya
    Thanks...

    BalasHapus
  25. saya setuju dengan pendapat yessi,karena pestisida alami lebih baik daripada pestisida yang terbuat dari bahan kimia karena pestisida yang terbuat dari bahan baku kimia bila terus menerus digunakan maka tanaman akan mengalami kerusakan bukannya tambah subur malah tambah rusak atau gagal panen...
    sebelumnya minta maaf yang sebesarnya ya pak,karena saya mengkomentnya telat...
    terima kasih ingkang ageng...

    BalasHapus
  26. mph pak gpp kan pak ikut nimbrung disini. soalnya... saya pernah mempelajari slah satu penggunaan pestisida degan cara ekstaks daun papaya, sehingga sangat memungkinkan untuk penggunnaan pestisida hyati. karena Daun pepaya mengandung bahan aktif Papain, sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Estrak daun pepaya dapat digunakan sebagai pestisida alami setelah dicampurkan dengan minyak tanah dan detergen. Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga. mungkindengan cara ini dapat diterapkan pada petani agar mngurangipenggunaa pestisida sintesis yangn bnayak merugikan seperti halny abapak sebutkan tadi...

    BalasHapus